Gottfried Leibniz (1646 – 1716) adalah seorang filsuf, fisikawan, dan matematikawan yang sangat mempengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan modern. Selain itu, ia diakui sebagai salah satu perwakilan tradisi rasionalis modernitas, karena ia menggunakan pengetahuannya tentang matematika dan fisika dengan cara yang penting untuk menjelaskan fenomena alam dan manusia.
Selanjutnya kita akan melihat biografi Gottfried Leibniz, serta kontribusi utamanya di bidang matematika, logika, dan filosofis.
Gottfried Leibniz: biografi filsuf dan matematikawan ini
Gottfried Leibniz lahir pada 1 Juli 1646 di Leipzig, Jerman. Putra Friedrich Leibnütz dan Catherina Schmuck, Leibniz tumbuh dalam keluarga Lutheran yang taat menjelang akhir Perang Tiga Puluh Tahun, yang telah membuat negara itu hancur.
Selama masa kanak-kanak ia dididik di sekolah Nicolai, selalu disertai dengan magang otodidak di perpustakaan pribadi ayahnya, yang pada gilirannya telah diwarisi dari seorang profesor filsafat moral di Universitas Leipzig. Faktanya, pada usia 12 tahun Leibniz telah belajar sendiri bahasa Latin, dan pada saat yang sama dia belajar bahasa Yunani.
Pada tahun 1661 ia mulai belajar hukum di Universitas Leipzig, di mana ia secara khusus tertarik pada orang-orang yang telah memimpin revolusi ilmiah dan filosofis pertama di Eropa modern. Yang terakhir ini adalah Galileo, Thomas Hobbes, Francis Bacon dan René Descartes, dan dia bahkan menemukan kembali pemikiran skolastik dan Aristoteles.
Setelah menyelesaikan studinya di bidang hukum, Leibniz menghabiskan beberapa tahun di Paris, di mana ia dilatih dalam matematika dan fisika. Di sana ia bertemu dengan para filsuf Prancis terkemuka saat itu dan mempelajari lebih dekat orang-orang yang sebelumnya menarik minatnya.
Dia akhirnya berlatih dengan Christiaan Huygens, yang ternyata berperan penting dalam pengembangan teori kalkulus diferensial dan integral di kemudian hari oleh Leibniz. Setelah melakukan beberapa perjalanan ke berbagai bagian Eropa, dan bertemu dengan para filsuf paling representatif saat itu, Leibniz mendirikan Akademi Ilmu Pengetahuan di Berlin, di mana ia selalu aktif.
Dia menghabiskan tahun-tahun terakhirnya mencoba untuk mengkompilasi ekspresi terbesar dari filosofinya. Dan tanpa yang terakhir berhasil, dia meninggal di Hanover pada November 1716.
Beberapa kontribusi Leibniz untuk filsafat dan sains
Seperti filsuf dan ilmuwan lain saat itu, Leibniz mengkhususkan diri dalam berbagai bidang. Hal ini memungkinkan dia untuk merumuskan teori yang berbeda dan meletakkan dasar bagi perkembangan ilmu pengetahuan modern.
Untuk memberikan beberapa contoh, kita akan melihat di bawah tiga kontribusi utama Leibniz, baik dalam matematika dan logika dan dalam filsafat.
1. Matematika: kalkulus yang sangat kecil
Bersama Isaac Newton, Gottfried Leibniz diakui sebagai salah satu pencipta kalkulus.
Dalam buku catatan Leibniz, penggunaan pertama kalkulus integral dilaporkan pada tahun 1675. Dia telah menggunakannya untuk mencari luas di bawah fungsi y = x.
Dia juga memperkenalkan notasi seperti tanda integral (“S” memanjang dari bahasa Latin “jumlah”), dan d (dari kata Latin “difference”) yang digunakan untuk perhitungan diferensial. Ini memunculkan Aturan Leibniz, yang merupakan aturan perkalian kalkulus diferensial.
Dengan cara yang sama, dia berkontribusi pada definisi entitas matematika yang kita sebut “infinitesimals” dan untuk mendefinisikan sifat aljabarnya, meskipun dengan banyak paradoks pada saat itu. Yang terakhir direvisi dan dirumuskan kembali mulai abad ke-19, dengan perkembangan kalkulus modern.
2.
Logika: landasan epistemologi dan logika modal
Sesuai dengan pelatihan matematikanya, Gottfried Leibniz membela bahwa kompleksitas penalaran manusia dapat diterjemahkan ke dalam bahasa perhitungan, dan bahwa, setelah dipahami, mereka dapat menjadi solusi untuk menyelesaikan perbedaan pendapat dan argumen. Untuk alasan ini, ia diakui sebagai ahli logika paling signifikan pada masanya, setidaknya sejak Aristoteles.
Antara lain, ia menggambarkan sifat dan metode perangkat linguistik seperti konjungsi, disjungsi, negasi, himpunan, inklusi, identitas, dan himpunan kosong. Semuanya berguna untuk memahami dan menjalankan penalaran yang valid dan membedakannya dari yang tidak valid lainnya.
Ini merupakan salah satu dasar utama pengembangan logika tipe epistemik dan juga logika modal.
3. Filsafat: prinsip individuasi
Dalam tesisnya “On the principle of individualation”, yang ditulisnya pada tahun 1660-an, Leibniz membela keberadaan nilai individu yang merupakan keseluruhan dalam dirinya sendiri, tetapi itu mungkin untuk membedakannya dari keseluruhan.
Ini adalah pendekatan pertama untuk teori monad Jerman. Dalam analogi dengan fisika, Leibniz berpendapat bahwa monad berada di alam mental seperti atom di alam fisik.
Ini adalah unsur utama alam semesta dan apa yang memberi bentuk substansial pada keberadaan, melalui sifat-sifat seperti berikut: mereka abadi, mereka tidak terurai menjadi partikel lain yang lebih sederhana, mereka terbagi, aktif dan tunduk pada hukum mereka sendiri, di samping itu independen satu sama lain dan berfungsi sebagai representasi individu dari alam semesta itu sendiri.
Referensi bibliografi:
Belaval, Y. dan Lihat, B.
(2018). Gottfried Wilhelm Leibniz.
Ensiklopedia Britannica. Diakses pada 22 Oktober 2018.
Tersedia di https://www.britannica.com/biography/Gottfried-Wilhelm-Leibniz. Leibniz, G.
(2017). Ensiklopedia Dunia Baru.
Diakses pada 22 Oktober 2018. Tersedia di http://www.newworldencyclopedia.org/entry/Gottfried_Leibniz.